Selasa, 01 Juni 2010

Insomnia

Tembok kamar bisu

Kipas angin menderu

Detak jam bertalu

Tiktok..tiktok..tiktok..tiktok...tiktok........


Gaduh dalam dada dn kepala ada yg rusuh.

(Rabu 12-05-2010)

Minggu, 06 September 2009

Riak teriak

Gelisah aku menanti cerah.

Adakah biru setelah langit ragu berwarna abu?

Biar ku tanya tumpukan buku yg pernah bersetubuh dengan ku.

Biar kutanya radio butut yg setia namun tak pernah menuntut.

Aku akan bertanya pada hitam,pada kelam,pada malam,pada sepi,pada ludah basi,pada nama perempuan yg ku eja saban pagi,pada bapak yg perlahan pudar nama nya,pada kamu yg memilih bisu dari pada memberi kesempatanku memperlihatkan betapa menggebu-gebu ini mau,pada suara sumbang penjual kacang,pada lapar di tengah banyak orang berkecukupan,pada kapitalis,pada iblis,pada teroris yg mukanya tidak lagi bengis karena pakai sorban dan baju gamis.

Aku ingin teriak sampai serak..........................!


Aku ingin menjerit hingga sakit.........................!


Tak perduli cacatan ini kau campaki,kau injaki,kau berujar ''TAI''


Sebab Tuhan nya Muhammad terjaga di rongga dada.



oleh: KIN
04 Ramadhan 1430 H

Kamis, 23 Juli 2009

KITAB PENGAKUAN DOSA

Beberapa tahun yang lalu kami hanya generasi bunga yang meraba arti cinta dan perdamaian sambil menghisap selinting ganja.Maafkan aku nona... sebelum mengenalmu aku lebih dulu terlena dalam pangkuan ranum mariyuana.

Senin, 29 Juni 2009

DI SEPERTIGA MALAM AKU TULIS PUISI

Aku akan berusaha CINTA sampai aku tidak mampu lagi melapazkan C.....I.....N....T....A

Aku akan berusaha SUJUD sampai aku tidak mampu lagi melapazkan S...U...J...U....D

Karena HIDUP,SUJUD dan MATI ku milik Mu

JUST DO IT..!

Kalau saya perhatikan baik dari lingkungan terdekat saya maupun dari tingkah laku para selebritas mengenai kawin cerai yg banyak di gosipkan infotaiment makin membut saya sulit memahami hakikat dari sebuah ikatan perkawinan.
Padahal kalau kita buat daftar alasan mengapa orang menikah dan daftar mengapa orang bercerai,saya yakin akan ditemukan overlaping pada kedua daftar tersebut.
Ketika saya hunting foto disetasiun Bogor beberapa bulan yg lalu,secara kebetulan saya mendapatkan pelajaran berharga arti sebuah perkawinan.
Di setasiun kota hujan tepat nya di ruang kedatangan,seorang pria paruh baya menenteng koper dan tas kecil tergesa-gesa menemui keluarga nya yang datang menjemput nya.
Sambil berjongkok dia memeluk anak nya yg paling kecil lelaki usia lima tahun.Dari hangat dan erat peluk nya dapat ku rasakan betapa anak-bapak masing-masing amat rindu."Apa kabar Dik?ayah kangen nih!".Si anak tersipu-sipu."Adik juga kangen Yah".
Sejurus kemudian ia menoleh pada si sulung bocah perempuan usia sepuluh tahun."wah...anak ku yang cantik sekarang sudah besar ya".
Adegan selanjut nya,adalah ciuman kasih si ayah terhadap ibu dari kedua anak nya layak nya pengantin baru.
karena saya manusia biasa tiba-tiba rasa iri menyelinap ke dalam hati melihat adegan deramatis tersebut."Sudah berapa tahun usia perkawinan anda?'' pertanyaan pertama yang saya lontarkan setelah ada sedikit keberanian untuk bertanya."Kami sudah menikah selama delapan belas tahun"jawab nya tanpa melepaskan gandengan tangan istri nya.Lalu pertanyaan selanjutnya " Btw - btw,anda meninggalkan keluarga berapa lama sih ?" dua hari " jawab nya singkat.Setelah mendengar jawaban nya saya bingung sejadi-jadi.Betapa tidak.Melihat kerinduan mereka dalam penyambutan nan mesra itu yang ada di otak saya pria separuh baya tadi sudah meninggalkan keluarga nya selama berbulan-bulan.
"Mengapa anda menanyakan hal itu?" tanya pria melihat wajah saya yang melompong seperiti sapi ompong.
"OK,semoga kelak kalau saya berkeluarga saya bisa seperti anda"
"Jangan hanya berharap,Kalau saya perhatikan baik dari lingkungan terdekat saya maupun dari tingkah laku para selebritas mengenai kawin cerai yg banyak di gosipkan infotaiment makin membut saya sulit memahami hakikat dari sebuah ikatan perkawinan.
Padahal kalau kita buat daftar alasan mengapa orang menikah dan daftar mengapa orang bercerai,saya yakin akan ditemukan overlaping pada kedua daftar tersebut.
Ketika saya hunting foto disetasiun Bogor beberapa bulan yg lalu,secara kebetulan saya mendapatkan pelajaran berharga arti sebuah perkawinan.
Di setasiun kota hujan tepat nya di ruang kedatangan,seorang pria paruh baya menenteng koper dan tas kecil tergesa-gesa menemui keluarga nya yang datang menjemput nya.
Sambil berjongkok dia memeluk anak nya yg paling kecil lelaki usia lima tahun.Dari hangat dan erat peluk nya dapat ku rasakan betapa anak-bapak masing-masing amat rindu."Apa kabar Dik?ayah kangen nih!".Si anak tersipu-sipu."Adik juga kangen Yah".
Sejurus kemudian ia menoleh pada si sulung bocah perempuan usia sepuluh tahun."wah...anak ku yang cantik sekarang sudah besar ya".
Adegan selanjut nya,adalah ciuman kasih si ayah terhadap ibu dari kedua anak nya layak nya pengantin baru.
karena saya manusia biasa tiba-tiba rasa iri menyelinap ke dalam hati melihat adegan deramatis tersebut."Sudah berapa tahun usia perkawinan anda?'' pertanyaan pertama yang saya lontarkan setelah ada sedikit keberanian untuk bertanya."Kami sudah menikah selama delapan belas tahun"jawab nya tanpa melepaskan gandengan tangan istri nya.Lalu pertanyaan selanjutnya " Btw - btw,anda meninggalkan keluarga berapa lama sih ?" dua hari " jawab nya singkat.Setelah mendengar jawaban nya saya bingung sejadi-jadi.Betapa tidak.Melihat kerinduan mereka dalam penyambutan nan mesra itu yang ada di otak saya pria separuh baya tadi sudah meninggalkan keluarga nya selama berbulan-bulan.
"Mengapa anda menanyakan hal itu?" tanya pria melihat wajah saya yang melompong seperiti sapi ompong.
"OK,semoga kelak kalau saya berkeluarga saya bisa seperti anda"
"Jangan hanya berharap,Kalau saya perhatikan baik dari lingkungan terdekat saya maupun dari tingkah laku para selebritas mengenai kawin cerai yg banyak di gosipkan infotaiment makin membut saya sulit memahami hakikat dari sebuah ikatan perkawinan.
Padahal kalau kita buat daftar alasan mengapa orang menikah dan daftar mengapa orang bercerai,saya yakin akan ditemukan overlaping pada kedua daftar tersebut.
Ketika saya hunting foto disetasiun Bogor beberapa bulan yg lalu,secara kebetulan saya mendapatkan pelajaran berharga arti sebuah perkawinan.
Di setasiun kota hujan tepat nya di ruang kedatangan,seorang pria paruh baya menenteng koper dan tas kecil tergesa-gesa menemui keluarga nya yang datang menjemput nya.
Sambil berjongkok dia memeluk anak nya yg paling kecil lelaki usia lima tahun.Dari hangat dan erat peluk nya dapat ku rasakan betapa anak-bapak masing-masing amat rindu."Apa kabar Dik?ayah kangen nih!".Si anak tersipu-sipu."Adik juga kangen Yah".
Sejurus kemudian ia menoleh pada si sulung bocah perempuan usia sepuluh tahun."wah...anak ku yang cantik sekarang sudah besar ya".
Adegan selanjut nya,adalah ciuman kasih si ayah terhadap ibu dari kedua anak nya layak nya pengantin baru.
karena saya manusia biasa tiba-tiba rasa iri menyelinap ke dalam hati melihat adegan deramatis tersebut."Sudah berapa tahun usia perkawinan anda?'' pertanyaan pertama yang saya lontarkan setelah ada sedikit keberanian untuk bertanya."Kami sudah menikah selama delapan belas tahun"jawab nya tanpa melepaskan gandengan tangan istri nya.Lalu pertanyaan selanjutnya " Btw - btw,anda meninggalkan keluarga berapa lama sih ?" dua hari " jawab nya singkat.Setelah mendengar jawaban nya saya bingung sejadi-jadi.Betapa tidak.Melihat kerinduan mereka dalam penyambutan nan mesra itu yang ada di otak saya pria separuh baya tadi sudah meninggalkan keluarga nya selama berbulan-bulan.
"Mengapa anda menanyakan hal itu?" tanya pria melihat wajah saya yang melompong seperiti sapi ompong.
"OK,semoga kelak kalau saya berkeluarga saya bisa seperti anda"
"Jangan hanya berharap,JUST DO IT..!" ujar pria itu berlalu.
Barangkali ada benar nya merenugkan kata Mignon Mclaughlin jurnalis terkemuka negeri abang Sam,sebuah perkawinan yg berhasil menuntut jatuh cinta berkali-kali tapi selalu pada orang yang sama.




Di tempat KOJANG Selasa sore

JAKARTA 482

Seni instalasi tercipta begitu ironis terasa.

Gubuk liar berjajaran di bantaran.

Bunga-bunga trotoar merekah resah di pinggiran.

Anak-anak jalanan yg nyanyi sumbang hampir di setiap persimpangan jalan.

Gelandangan dn pengemis yg pulas tidur di kolong-kolong jembatan.

Bercampur timpang dengan

pusat perbelanjaan pemuas nafsu para juragan.

Apartemen,padang golf dn gedung-gedung congkak pencakar langit.

Di iringi deru sedan miliyaran.

Itulah wajah kita wajah kota.

Di hari jadi mu yg semakin tua aku ingin berujar kata
"MET ULTAH JAKARTA dgn segala kontras yg ada"

CEUBEREM

Air yg jatuh berbuih
hingga putih

di bawah tebing
sendiri aku menggigil dingin

Membeku ini "MAU" keras membatu

Kau ingat aku?

Jika lupa biar ku lukis rupa di palung jiwa